Manusia, Kebendaan dan Kedudukan
(Filsafat Hidup)
Oleh: Syahdi, S.H
(Pemerhati Hukum/Pengkaji Filsafat)
Oleh: Syahdi, S.H
(Pemerhati Hukum/Pengkaji Filsafat)
Manusia pada dasarnya
baik, perubahan-perubahan orientasi dan perilaku terbentuk dan dipengaruhi oleh
relasi antar manusia dalam pergaulan hidupnya. Perilaku manusia ditentukan oleh
tarik menarik antara nurani dengan akal, perasaan dengan kemampuan berfikir
yang realistis. Akal menuntun pada pengambilan keputusan yang realistis,
sedangkan nurani menuntun manusia pada pengambilan keputusan yang bijaksana dan
santun. Secara kodrat karakter dasar manusia
adalah baik, tetapi dalam dirinya juga terdapat potensi atau kecenderungan yang
dinamis.
Dengan itu manusia juga dapat mengalami peralihan perilaku secara
dinamis, hari ini baik besok berperilaku yang tidak baik. Perubahan perilaku
itu tidak pernah statis, sebab manusia selalu digerakkan oleh kemampuan
berfikir rasional dan realistis sehingga dengannya manusia memiliki kemampuan
untuk mempertimbangkan nilai-nilai serta nurani yang menuntun pada kebaikan. Etika adalah
abstraksi, ia ada dalam alam fikiran setiap manusia. Kesantunan adalah
persepsi setiap manusia dalam melihat dan menyikapi alam realitas dalam
pergaulan hidupnya. Bahwa yang tua harus menjadi panutan bagi yang muda agar
keseimbangan hidup tetap terjaga tidak selamanya demikian. Atau yang muda harus
banyak belajar dan menghormati yang tua tidak selamanya pula demikian.
Manusia
dihargai dan dihormati karena kematangan berfikirnya, karena
keputusan-keputusan yang diambilnya bijaksana dan realistis, karena
kepandaiannya, akhlak baiknya sehingga ia memperoleh kewibawaan ditengah-tengah
manusia lainnya. Manusia dapat berubah menjadi sombong, angkuh, kasar, dan berlaku
sadis jika matinya fungsi akal akibat dominasi perasaan sehingga akal
kehilangan kemampuan kontrol atas perilaku manusia. Hati adalah tempatnya
perasaan suka, benci, marah, sabar, ikhlas, senang, sedih, dendam, kecewa,
muak, keserakahan, kagum, simpati, nurani, penyayang, pemurah,
keinginan-keinginan, adil, curang, bijaksana, sewenang-wenang. Semantara otak
adalah tempatnya akal/fikiran, prediksi tentang kemungkinan-kemungkinan
baik-buruk, kecerobohan, pertimbangan-pertimbangan pilihan dan nilai,
ide-ide.
Perilaku manusia dan
pengambilan keputusan oleh manusia adalah relasi antara akal dan perasaan yang
melahirkan keseimbangan perilaku. Manusia adalah bagian dari alam, ia tak
dapat dipisahkan dari alam. Tubuh manusia dialiri air, darah adalah air, bahan
dasar tubuh manusia adalah air. Air adalah alam, air adalah sumber kehidupan.
Air dapat menumbuhkan, menghidupkan, memberi kehidupan pada manusia serta
makhluk lain. Manusia yang merusak alam, terjadinya banjir dan pembakaran hutan
adalah manusia yang merusak dirinya sendiri. Lingkungan tidak
mempengaruhi manusia, tapi manusialah yang membentuk lingkungannya.
Ketidakadilan terjadi akibat dominasi perasaan (hati) atas akal/fikiran.
Perilaku manusia yang dipandang tidak adil terjadi akibat relasi dominasi
keinginan-keinginan kebendaan yang bersifat materi. Manusia yang menaruh
penghargaan kepada kebendaan/materi telah meletakkan akalnya dibawah materi.
Sehingga materi berada di puncak realisasi perilaku, sedangkan dominasi hati
berada di dasar yang membentuk dan menentukan orientasi perilaku. Kebendaan adalah
bangunan kompleks tentang relasi antara materi dengan kebutuhan-kebutuhan,
keperluan-keperluan dengan kepentingan-kepentingan. Menaruh penghargaan yang
berlebihan pada materi mengakibatkan lemahnya kendali dan fungsi akal terhadap
perilaku.
Akal digunakan sekedar sebagai pertimbangan alternatif yang tidak
menentukan keputusan-keputusan perilaku. Pemilikan dan penguasaan manusia atas
kebendaan (materi) menentukan kedudukannya di tengah pergaulan hidup. Tetapi
terlalu bergantung pada kebendaan dapat mengakibatkan matinya fungsi akal,
sehingga yang tampil ke luar adalah perilaku yang memperturutkan
keinginan-keinginan. Manusia yang mudah
merasa kasian atau iba baik karena keadaan-keadaan atau iba melihat maraknya
kemiskinan menandakan dominannya fungsi hati. Manusia yang mudah merasa iba
sangat mudah pula ia tertipu karena dominasi hati yang memunculkan perasaan
kasian atau iba ternyata adalah keadaan-keadaan hasil dari keputusan-keputusan
yang terjadi juga disebabkan dominasi hati atas fikiran manusia lain untuk
menambah kekayaan atau mendapatkan keuntungan atas penguasaan kebendaan.
Dominasi hati/perasaan atas akal/fikiran dapat menimbulkan rasa
kebanggaan dan mendatangkan kekayaan sekaligus dapat pula melahirkan rasa
kasian dan simpati yang dapat berubah menjadi rasa benci dan muak kepada
ketidakadilan yang mengakibatkan ketimpangan. Bahwa kenyataannya kemiskinan
terjadi disebabkan dorongan keinginan-keinginan untuk memperoleh suatu
kedudukan di tengah pergaulan hidup. Seorang koruptor ingin agar ia dipandang
kaya, dihormati dan disegani karena penguasaannya atas materi sekalipun ia
dapat menyadari bahwa perilaku korup itu dapat menimbulkan relasi-relasi
kondisi yang melahirkan kemiskinan. Seorang pencuri dengan menjadikan
kegiatan mencuri sebagai sumber penghasilannya karena dorongan keinginan untuk
memperoleh suatu kedudukan di tengah-tengah pergaulan hidup, agar ia dipandang
mampu mengusahakan kehidupannya dan keluarganya, bukan seorang yang miskin.
Kemiskinan adalah kelemahan, sedangkan kekayaan adalah kekuatan dan
kekuasaan. Lemah adalah kondisi ketidakmampuan baik fisik maupun pemilikan
atau penguasaan atas materi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sedangkan kuat
adalah kondisi manakala kedudukan seseorang mampu mempengaruhi mengendalikan
orang lain, dan merekayasa pergaulan hidup maupun aktivitas manusia dalam
memenuhi kebutuhan atas kebendaan. Tidak seorangpun menginginkan kelemahan atau
menjadi manusia lemah dalam pergaulan hidupnya. Kedudukan yang tinggi melahirkan kekuasaan, kekuasaan dibentuk
oleh kedudukan yang tinggi. Seorang yang menguasai banyak materi, ia dapat
membentuk kondisi ekonomi masyarakatnya dengan membuka banyak lapangan
pekerjaan sehingga kemiskinan dapat dikurangi. Ia berkuasa dalam kedudukannya
itu atas para pekerja, alat-alat produksi dan dalam menetapkan aturan-aturan
yang mengikat mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar